Menengok semangat pertempuran 5 hari di semarang di masa Pandemi.

October 19, 2020

Pertempuran lima hari di Semarang dikenal dengan istilah pertempuran limang dina dalam bahasa jawa, adalah serangkaian pertempuran yang berlangsung antara rakyat Indonesia dan  tentara Jepang. Pertempuran yang menjadi bagian dari sejarah kota Semarang ini terjadi pada tanggal 15 – 19 Oktober 1945. Namun sangat disayangkan peringatan pertempuran lima hari di Semarang akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mengingat masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Dimana  biasanya masyarakat menyaksikan teatrikal sejarah pertempuran lima hari di Semarang di monumen Tugu Muda yang penuh semangat perjuangan dan sekarang hanya melihat pemutaran video saja. Pjs Wali Kota Semarang, Tavip Supriyanto mengatakan, seremonial peringatan pertempuran lima hari di Semarang akan dilakukan secara sederhana dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di Halaman Museum Mandala Bhakti Rabu (14/10/2020) malam.

Dimana, dalam pemutaran video tersebut salah satunya menceritakan perjuangan Dr. Kariadi yang ditangkap dan dibunuh oleh tentara Jepang saat hendak mengecek Resevoir atau tandon air di daerah Wungkal, yang konon air tersebut telah diracuni oleh tentara jepang. Dr. Karyadi datang ke kawasan air tersebut. Namun, diperjalanan ditangkap dan dibawa tentara Jepang ke markasnya di Jatingaleh dan disiksa sampai mati. Akibatnya, dua jam kemudian terjadilah pertempuran sengit yang menjalar hingga kawasan Lawang Sewu dan Tugu Muda. Banyak pemuda dan polisi istimewa yang disiksa dan dibunuh Jepang saat itu. Namun, perlawanan dahsyat pejuang kita juga nggak bisa dipandang remeh, lho. Tanggal 17 Oktober 1945, Jepang dengan licik membersihkan kampung-kampung sekitar Tugu Muda. Membantai para lelaki dan membumi hanguskan kampung batik hingga rata dengan tanah. Dengan perjanjian damai antara pemerintah RI dan Jepang keesokan harinya, barulah pertempuran 5 hari itu berhenti. Atas perjuangan beliau, nama Dr. Karyadi kemudian diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum terbesar di Semarang dan Jawa Tengah saat ini.

Dari sinilah kita SMP Muhammadiyah 4 Semarang memperingati pertempuran lima hari di Semarang dengan cara melakukan tirakatan sesuai dengan kemampuan masing-masing pada tanggal 13 Oktober 2020. Kemudian, saat peringatan 14 Oktober 2020 kami SMP Muhammadiyah 4 Semarang mengikuti live streaming peringatan pertempuran lima hari di Semarang dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat  serta mengibarkan bendera merah putih satu tiang penuh pada 14 Oktober 2020 di rumah masing-masing sesuai dengan himbauan dari pemerintah kota Semarang.

Demikian, serangkaian upacara peringatan pertempuran lima hari di Semarang. Semoga seluruh warga semarang khususnya SMP Muhammadiyah 4 Semarang bisa mengambil hikmah dari peringatan tersebut. Karena, sebagai warga masyarakat, kita wajib tahu sejarah bangsa kita yang terjadi di masa lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *